Posts

Showing posts from June, 2012

KH. Kholil Bangkalan, Gurunya Para Kyai

Image
KH. Muhammad Kholil  KH. Muhammad Kholil dilahirkan pada 11 Jumadil akhir 1235 Hijrah atau 27 Januari 1820 M di Kampung Senenan, Desa Kemayoran, Kecamatan Bangkalan, Kabupaten Bangkalan, Pulau Madura, Jawa Timur. Beliau berasal dari keluarga Ulama dan digembleng langsung oleh ayah Beliau. Menginjak dewasa beliau belajar di berbagai pondok pesantren. Sekitar 1850-an, ketika usianya menjelang tiga puluh, K.H Muhammad Khalil belajar kepada Kyai Muhammad Nur di Pondok-pesantren Langitan, Tuban, Jawa Timur. Dari Langitan beliau pindah ke Pondok-pesantren Cangaan, Bangil, Pasuruan. Kemudian beliau pindah ke Pondok pesantren Keboncandi. Selama belajar di pondok pesantren ini beliau belajar pula kepada Kiyai Nur Hasan yang menetap di Sidogiri, 7 kilometer dari Keboncandi. Kiyai Nur Hasan ini, sesungguhnya, masih mempunyai pertalian keluarga dengannya. Sewaktu menjadi Santri, KH Muhammad Kholil telah menghafal beberapa matan, seperti Matan Alfiyah Ibnu Malik (Tata Bahasa Arab). disampin

Ratusan Santri Belajar Memanfaatkan Tenaga Surya

RMI-NU, JEPARA - Ratusan santri Pondok Pesantren Roudlotul Mubtadiin Balekambang, Gemiring Lor, Nalumsari, Jepara mengikuti pelatihan pemanfaatan tenaga surya (solar sel) yang diselenggarakan Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang (Unnes) di pondok itu, Sabtu (9/10) sore. 'Pengabdian masyarakat yang diselenggarakan Unnes di pondok pesantren adalah hal yang baru dan memberikan pengalaman yang unik. Kami berharap para santri dapat menyerap dengan baik, selanjutnya menyebarluaskan kepada masyarakat,’’ ujar Dekan Fakultas Teknik Unnes Drs Harlanu MPd. Harlanu hadir didampingi Pembantu Dekan I Drs Djoko Adi Widodo MT dan Drs Said Sunardiyo MT (Kepala Laboratorium) serta dua teknisi, Ubaidillah Siraj ST dan Udik Sudianto. Direncanakan, Kamis (14/6), pelatihan untuk jurusan otomotif. Kepala SMK Roudlotul Mubtadiin Balekambang Miftahudin SAg MM mengatakan, energi surya merupakan energi alternatif yang menjadi tumpuan kebutuhan masa depan. ’Jenis energi banyak, tetapi selama

Menyegarkan Visi Negara “Semua Buat Semua”

Image
Mengenang Pidato Soekarno 1 Juni 1945: Menyegarkan Visi Negara “Semua Buat Semua” Enam puluh enam tahun yang lalu, tepatnya 1 Juni 1945, Soekarno berpidato dengan berapi-api di depan sidang Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).  “Kita hendak mendirikan suatu Negara ‘semua buat semua’. Bukan buat satu orang, bukan buat satu golongan, baik golongan bangsawan maupun golongan yang kaya, tetapi semua buat semua. Kebangsaan Indonesia yang bulat, bukan kebangsaan Jawa, bukan kebangsaan Sumatera, bukan kebangsaan Borneo (Kalimantan), Sulawesi, Bali atau lain-lain, tetapi kebangsaan Indonesia, yang bersama-sama menjadi dasar satu nationale staat .” Agus Muhammad Kebangsaan yang diusulkan Soekarno bukan kebangsaan yang chauvinistic, yang sempit dan menyendiri, tetapi kebangsaan yang menjadi bagian dari dunia. “Kita harus menuju persatuan dunia, persaudaraan dunia,” ujar Soekarno. Karena itu, Soekarno mengusulkan “internasionalisme” sebagai prinsip kedua . “Intern

Pondok Pesantren Aset Bangsa!

Image
JAKARTA, RMI-NU – Masih rendahnya cara pandang masyarakat terhadap lembaga pendidikan pondok pesantren (Ponpes) sesungguhnya tak pantas terjadi. Ponpes di Indonesia merupakan bagian dari aset sejarah bangsa. Menteri Agama Suryadharma Ali menegaskan, rentang sejarah Indonesia tak lepas dari sepak terjang lembaga pendidikan ponpes. Dari lembaga-lembaga itulah melahirkan banyak putra-putra bangsa yang melanjutkan nilai perjuangan. ”Di sinilah seharusnya umat muslim melihat ponpes itu. Bukan sebatas lembaga pendidikan semata, tapi juga wadah pengkaderan pemimpin bangsa,” ujarnya di sela-sela kesibukannya di Jakarta kemarin (30/5). Menurutnya, pandangan yang skeptis terhadap ponpes merupakan bukti adanya keacuhan terhadap nilai-nilai sejarah. Tak sedikit lembaga ponpes yang ada di Indonesia itu berusia sangat tua. Lembaga-lembaga itulah, lanjut Suryadharma Ali, ikut menjadi saksi sejarah perjalanan bangsa Indonesia. Tak sebatas melahirkan putra bangsa yang ikut berjuang. Tetapi lembaga ponp