Posts

Showing posts from December, 2013

Tahun Baru 2014, Rebo Wekasan Sapar, dan Hari Na'as

Image
shafar Bulan Shafar  adalah bulan kedua dalam penanggalan hijriyah Islam. Sebagaimana bulan lainnya, ia merupakan bulan dari bulan-bulan Allah yang  tidak memiliki kehendak dan  berjalan sesuai dengan apa yang Allah ciptakan untuknya. Masyarakat jahiliyah kuno, termasuk bangsa Arab, sering mengatakan bahwa bulan Shafar adalah bulan sial.  Tasa'um  (anggapan sial) ini telah terkenal pada umat jahiliah dan sisa-sisanya masih ada di kalangkan muslimin hingga saat ini. Abu Hurairah berkata, bersabda Rasulullah, " Tidak ada wabah (yang menyebar dengan sendirinya tanpa kehendak Allah), tidak pula ramalan sial, tidak pula burung hantu dan juga tidak ada kesialan pada bulan Shafar. Menghindarlah dari penyakit kusta sebagaimana engkau menghindari singa ." (H.R.Imam al-Bukhari dan Muslim). Ungkapan hadits  laa ‘adwaa ’ atau tidak ada penularan penyakit itu, bermaksud meluruskan keyakinan golongan jahiliyah, karena pada masa itu mereka berkeyakinan bahwa peny

HAUL GUS DUR: Sejuta Al-Ikhlas untuk Gus Dur

Image
RMI NU, Media Pesantren, Haul Gus Dur ke4 image: nu online JAKARTA -  Ribuan jamaah serempak membaca surat Al-Ikhlas dipimpin KH Tolhah Hasan di kediaman almghfurlah KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) di Jalan Warungsila, Ciganjur, Jakarta Selatan, pada Sabtu malam (28/12).  Bacaan yang dipimpin salah seorang Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama itu merupakan kesejuta surat Al-Ikhlas untuk Ketua PBNU periode 1984-1999. Bacaan kesejuta pun itu dilakukan ribuan jamaah.  “Al-Ikhlas untuk Gus Dur itu sudah dilakukan seminggu sebelumnya di berbagai pesantren di Jawa Timur,” kata Maftuhan, salah seorang santri Pesantren Ciganjur. Terus pada pagi, Sabtu, (29/12) mulai pukul 09.00 ratusan jamaah membaca kembali surat Al-Ikhlas di Pondok Pesantren Ciganjur. Bacaan dilakukan berbagai kalangan, dari Pesantren Ciganjur, Padepokan Sunan Kalijaga, Pesantren Sokotunggal, para Gusdurian, mahasiswa dan mahasiswi PTIQ. “Bacaan tersebut dilakukan sampai ashar sebelum doa lint

KH. Maimun Zubair: Abai Pada Kelestarian Alam Mempercepat Kiamat

Image
KH. Maimun Zubair image: mata air radio RMI NU, Media Pesantren REMBANG - Ulama sepuh asal Karangmangu Kecamatan Sarang KH Maimun Zubair menyindir aksi “penjualan” gunung yang marak di Kabupaten Rembang. Tokoh ulama besar ini menyebut gunung sebagai paku bumi yang perlu dijaga kelestariannya. Menurut Mbah Mun yang bertausiah di acara Silaturahmi Ulama dan Umaro di Pendapa Museum Kartini Rembang, Selasa (26/11) pagi, perbuatan manusia yang tidak peduli pada kelestarian alam, bisa mempercepat kiamat. Pengasuh Pesantren Al Anwar Sarang ini mengatakan, manusia wajib berpikir jernih dalam setiap kali bertindak. Dia mencontohkan, apa yang terjadi pada wilayah pegunungan di Sale. Masyarakat setempat nyaris tidak kebagian apa-apa, kecuali menjadi kuli pada usaha pertambangan di wilayah pegunungan. Pada kesempatan itu, Kyai sepuh Nahdlatul Ulama ini juga menyebutkan lima nilai atau azas untuk menjaga keutuhan dan kerukunan manusia. Lima nilai itu adalah jiwa, akal, kehorma

Al-Habib Umar bin Hafidz: Tentang Ziarah ke Maqam para Aulia

Image
Makam Sunan Kudus Image: Ristanto Sumarsono Ada seorang yang tidak senang melihat orang ziarah kubur bertanya kepada al-Habib Umar bin Hafidz, dia menanyakan :“Kenapa ziarah ke maqam Aulia? sedangkan mereka tiada memberi kuasa apa-apa dan tempat meminta hanya pada Allah…??!”Al-Habib Umar bin Hafidz lantas menjawab:“Benar wahai saudaraku, aku juga sama pegangan denganmu, bahwa mereka tiada mempunyai kekuasaan apa-apa.  Tetapi sedikit perbedaan aku dengan dirimu, karena aku lebih senang menziarahi mereka karena bagiku mereka tetap hidup dalam memb angkitkan jiwa yang mati ini kepada cinta Tuhan.Tapi aku juga heran, kenapa engkau tiada melarang aku menziarahi ahli dunia, mereka juga tiada kuasa apa-apa. Malah mematikan hati.  Yang hidupnya mereka bagiku seperti mayat yang berjalan.  Kediaman mereka adalah pusara yang tiada membangkitkan jiwa pada cinta Tuhan.Kematian dan kehidupan di sisi Allah adalah jiwa.Banyak mereka yang dilihat hidup tapi sebenarnya mati, banyak mer

Gus Mus: Dakwah itu Mengajak, Bukan Memaksa

Image
Wakil Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH. Mustofa Bisri  RMI NU, Media Pesantren, Rembang -  Wakil Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Mustofa Bisri atau Gus Mus menyampaikan, maksud dari dakwah adalah mengajak, bukan memaksa apalagi memusuhi. “Banyak yang tidak tahu dan salah menerapkan ayat Quran dalam berdakwah. Perintah dakwah itu ayatnya  Ud’u ila sabili robbika bilhikmati wamauidzotil hasanah  (Ajaklah kepada jalan tuhanmu dengan hikmah dan tutur yang baik) bukan menggunakan dalil Amar ma’ruf nahi munkar. Mengajak juga tidak perlu maf'ul bih, karena sudah jelas, kalau diibaratkan penumpang bis, yang diajak ya yang belum naik bis, bukan yang sudah naik bis. ” tutur KH Mustofa Bisri (Gus Mus) Kepada peserta Silaturahmi Nasional Web Admin & IT Developer Aswaja, Ahad (22/12) kemarin Pondok Pesantren Roudlatut Tholibin Rembang. Akhir-akhir ini, dakwah sering dikacaukan dengan amar maruf nahi munkar.  Padahal dari segi bahasa saja

Syaikh Hasan Jabar: Perihal Hadiah Bacaan al-Quran pada Mayyit

Image
Syaikh Hasan Jabar Al-Azhar Syaikh Hasan Jabar , beliau adalah guru besar, dosen tafsir dan ilmu Tafsir di Universitas al-Azhar serta pengajar di Masjid al-Azhar.  Syaikh Hasan Jabar pada kuliahnya di Masjid al-Azhar hari Ahad kemarin memberikan penjelasan yang ciamik perihal bacaan al-Quran yang dihadiahkan kepada mayyit.  Berikut percakapan beliau dengan kami para muridnya. Syaikh Hasan Jabar: “Semua orang mati itu dikatakan mayyit kan? Baik yang sudah dikubur maupun yang hendak dikubur?”  Kami: “Iya, Syaikh.”  Syaikh Hasan Jabar: “Bukankah Rasulullah Saw. melakukan shalat Jenazah?”  Kami: “Iya, Rasulullah Saw. melakukannya.”  Syaikh Hasan Jabar: “Takbir pertama saat shalat Jenazah, apa yang dibaca?”  Kami: “Surat al-Fatihah, Syaikh.”  Syaikh Hasan Jabar: “Surat al-Fatihah itu termasuk dari al-Quran tidak?”  Kami: “Termasuk dari al-Quran, Syaikh.”  Syaikh Hasan Jabar: “Lha iya, Rasulullah Saw. sendiri membacakan al-Quran kepada mayyit. Kok iya ada sebagian o

NU: ‘No genocide but horizontal conflict triggered by PKI itself’

Image
“There was no what it’s called genocide against the PKI by certain groups. What happenned was horizontal conflict triggered by the PKI itself, especially when there was chaos and power vacuum. Neither single actor nor a single victim,” said Deputy Chairman of the NU KH As’ad Said Ali, Vice Chairman of the Nahdlatul Ulama (NU) at the launch of the white paper Benturan NU-PKI 1948-1965 (Conflicts of NU-PKI 1948-1965), Monday, 9/12. “At that times, all became victims. The book also reveals details of casualties among NU members who were also not a few on the tragic events of Madiun in 1948 to G-30S-PKI in 1965. Unfortunately, it was never recorded by Western researchers.” “The book Benturan NU-PKI 1948-1965 also revealed the presence of dramatization number of casualties in the existing historical record. From the tens of thousands or tens of thousands to hundreds of thousands. In fact, Western researchers assumed number of more victims.” Post: http://islaminindonesi

Islam Indonesia, Islam dan Indonesia, dan Islam di Indonesia

Image
Islam Indonesia, Islam dan Indonesia, dan Islam di Indonesia  Apa yang terbesit dalam pikiran njenengan semua membaca ketiga istilah di atas?  2 Jawaban Terbaik Akan mendapat pulsa masing-masing 25 ribu. Tuliskan komentar di postingan ini (wajib) melalui form komentar di bawah, dan jangan lupa tinggalkan pesan komentar di timeline Facebook PP RMI NU, Klik di Sini Kalau tidak keberatan sertakan juga dalam komentar anda nomor kontak yang akan diisi pulsanya, kalau pun tidak nanti kami akan menghubungi via inbox facebook panjenengan. Pemenang akan diumumkan pukul 17.00 WIB Sore ini. Syukron. ------------------------------------------------------------------------------------------------------ terima kasih atas partisipasi panjenengan semua untuk mengomentari quiz yang kami berikan. terima kasih kang Junaidi Abdillah  dan kang Si Miskin Ilmu  atas komentar bagusnya.  seperti halnya yang disebutkan kang si miskin bahwa islam indonesia Islam yang memakai konsep Ta

Pudarnya Semangat Ngaji “Kitab Kuning” di Pesantren

Image
Santri Pondok Pesantren Radlatul Ulum Guyangan, Pati Menyetor Hafalan Alfiyah Surabaya,  RMI NU Kitab kuning (kutub al-turats) merupakan salah satu elemen penting dari sebuah pesantren. Kitab kuning telah menjadi bahan ajar pesantren dalam waktu yang lama sehingga kitab kuning memiliki posisi dan peran yang signifikan di pesantren.   Hal ini dikatakan Kepala Balitbang Kemenag RI Prof Machasin dalam sambutannya pada pembukaan temu tokoh agama (Halaqah Ulama) di hotel Singgasana, Surabaya (1/12), malam. Dahulu, kata dia, sebuah pesantren dikenal dengan kitab kuning yang diajarkannnya. Pernah dikenal pesantren fiqih, pesantren hadits, pesantren ilmu alat dan sebagainya. Menurut Machasin, hasil survei yang dilakukan Puslitbang Pendidikan Agama dan Keagamaan terhadap 327 kitab di sejumlah pesantren yang tersebar di 15 provinsi pada Mei-Juni 2011 ditemukan sebanyak 321 (98%) kitab diajarkan dan 6 (2%) kitab tidak diajarkan.   --- baca juga: Ketika Kebiasaan  Ngaji